“Love of
mine some day you will die But I’ll be close behind
I’ll follow you into the dark”
I always
think of this song when I see Carl and Ellie gifts...
Spirit
of adventures!, cross your heart!!
Film ini mencertikan tentang sebuah cerita luar biasa mengenai seorang pemimpi ulung bernama Carl Fredricksen, seorang lelaki yang begitu terpesona dengan kharisma seorang petualang, Charles Muntz. Ia bercita-cita untuk bisa seperti sosok petualang tersebut. Kekagumannya pada Charlez Muntz membawanya bertemu dengan seorang gadis yang tak kalah luar biasa, Ellie, yang ternyata juga penggemar berat Charlez. Persahabatan mereka pun erat terjalin hingga pada suatu malam, Ellie menunjukkan satu satunya kehidupan miliknya, My Adventure Book.
Pada malam itu, Ellie membuat Carl
berjanji padanya, yaitu memindahkan rumahna ke Paradise Fall.
cross your heart!!
Janji inilah yang Carl genggam hingga membuatnya bertemu dengan Russell, seorang pramuka cilik; Dug, seekor anjing yang bisa berbicara dengan bantuan alat khusus, serta Kevin, burung langka yang menjadi buruan Charles Muntz.
Yang menjadikan Up begitu menyentuh sekaligus menarik adalah bagaimana cerita dirangkai dalam sebuah jembatan panjang, yang dalam tulisan ini saya kenali sebagai sebuah “kesetiaan”.
Carl dan Ellie tidak saja memperlihatkan keharmonisan mereka berdua tetapi juga rasa cinta yang begitu mendalam antara keduanya yang mampu tersampaikan tanpa kata-kata. Sehingga adegan saat kita disadarkan bahwa Ellie telah meninggal karena usia tuanya dan meninggalkan carl seorang diri dengan 'janji' nya pada Ellie yang belum mampu dia lunasi, bisa jadi membuat mata kita tiba-tiba ikut berkaca-kaca.
96 menit yang luar biasa..
Janji inilah yang Carl genggam hingga membuatnya bertemu dengan Russell, seorang pramuka cilik; Dug, seekor anjing yang bisa berbicara dengan bantuan alat khusus, serta Kevin, burung langka yang menjadi buruan Charles Muntz.
Yang menjadikan Up begitu menyentuh sekaligus menarik adalah bagaimana cerita dirangkai dalam sebuah jembatan panjang, yang dalam tulisan ini saya kenali sebagai sebuah “kesetiaan”.
Carl dan Ellie tidak saja memperlihatkan keharmonisan mereka berdua tetapi juga rasa cinta yang begitu mendalam antara keduanya yang mampu tersampaikan tanpa kata-kata. Sehingga adegan saat kita disadarkan bahwa Ellie telah meninggal karena usia tuanya dan meninggalkan carl seorang diri dengan 'janji' nya pada Ellie yang belum mampu dia lunasi, bisa jadi membuat mata kita tiba-tiba ikut berkaca-kaca.
96 menit yang luar biasa..
Up menggambarkan banyak ilmu
kehidupan bagi kita, dan semuanya kembali kepada penonton film ini. Tentang kisah seperti apa yang memberikan kesan begitu mendalam:
kisah cinta sejati antara Ellie dan Carl; obsesi berlebihan yang membawa kehancuran; janji dan kesetiakawanan pada sahabat-sahabat yang baru kita kenal; atau pentingnya keutuhan serta kebanggaan pada keluarga.
kisah cinta sejati antara Ellie dan Carl; obsesi berlebihan yang membawa kehancuran; janji dan kesetiakawanan pada sahabat-sahabat yang baru kita kenal; atau pentingnya keutuhan serta kebanggaan pada keluarga.
Pada kesempatan ini, saya merasakan
debaran yang sama akan arti sebuah kepercayaan, janji, dan kesetiaan. Namun,
setelah menyaksikan film ini, banyak hal berbeda dan saya kategorikan sebagai
kesempatan belajar menghidupi hidup dengan memadukan pengalaman hidup yang
telah saya jalani. Sebuah kesimpulan hasil menyaksikan sebuah film.
Apabila film ini secara implisit
mengajak penontonnya untuk tidak meyerah, saya justru sebaliknya. Berhentilah
(dengan kebaikanmu).
Seorang penulis, tidak cukup terkenal, namun memiliki daya intuisi yang luar biasa pernah berujar dalam blog pribadinya. Kira kira begini rangkumannya:
Seorang penulis, tidak cukup terkenal, namun memiliki daya intuisi yang luar biasa pernah berujar dalam blog pribadinya. Kira kira begini rangkumannya:
“someone who know your limit is
yourself, do not give up easily, but knowing when to quit is also important”.
Jawaban atas keluhan saya yang tak
pernah terdengar oleh siapapun terhadapa persoalan yang tengah saya hadapi. Persoalan
yang kadang membuat saya cukup merasa luar biasa tak bisa dijelaskan.
Kadang saya merasa telah melakukan
apapun yang saya bisa untuk mengalami hal tersebut. Tapi tiba tiba kelelahan
mengahadapi badai itu. Merasa tidak mampu mengatasi persoalan itu dan terutama
merasa ada banyak peer yang tak memiliki banyak waktu untuk menyelesaikannya. Dan
terutama tak sanggup memenuhi harapan harapan saya. Buat apa saya buang buang
waktu dan tenaga mengatasi persoalan yang tak bisa saya atasi sendiri?. (kecuali
dengan mukjizatNya).
Disaat semua gelap, pernyataan
diatas tadi menjadi oase ditengah kegersangan. Saya seperti dikuatkan. Tidak ada
yang salah dengan menyerah karena hanya kita yang tahu batas kemampuan kita. Tapi
sebaiknya, jangan mudah menyerah sampai batas itu sungguh sudah terlampaui. Dan
yang terpenting, kita harus tahu kapan saatnya harus berjuang atau berhenti.
Saya merasa sangat beruntung
mendapatkan pernyataan itu. Banyak sekali teman atau saudara terdekat kita
sibuk dengan kebingungan dan kebimbangan karena takut membuat keputusan. Asal tahu
kemampuan kita dan lantas berani membuat pilihan, kalah atau menang tak perlu
terlalu dipusingkan. Sudah lebih dari cukup jika kita termasuk salah satu orang
yang mampu memaksimalkan kemampuan kita- terlepas dari hasil akhirnya. Bukankah kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda?..
..... Thanks...
0 komentar:
Posting Komentar